Adv

 

Seorang lansia sedang didampingi cucunya melakukan simulasi pencoblosan pada pemilu Presiden, DPD, DPR-RI dan DPRD. (Foto Heri)


BLORA, Portalblora.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blora, Jawa Tengah menggelar simulasi pencoblosan Pemilihan Umum (Pemilu) kedua kalinya, Senin (29/1).

Simulasi ke-dua ini dimaksudkan untuk memantapkan simulasi sebelumnya, yakni menekankan pelayanan dari petugas Kelompok penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) kepada pemilih khusus.

"Proses ini kita lakukan untuk lebih mempersiapkan temen temen penyelengggara. Baik Kecamatan, dilevel Desa ataupun nanti di level TPS", ungkap Muhammad Makrus, anggota KPU Provinsi Jawa Tengah, Senin (29/1).

Bahwa tujuannya, kata Makrus, agar di TPS nanti para petugas bisa memahami teknis operasionalnya, maupun melalui aplikasi 'Sireka'.

"Kita tahu bahwa pada Pemilu 2024 ini sebagai evaluasi dari pemilu 2019, bahwa waktu itu menggunakan aplikasi 'situng'. Petugas PPS menggunakan C salinan. Di Pemilu 2024 ini, KPPS secara berjenjang melaporkan melalui foto C salinan, agar diketahui publik", jelasnya.

Pada simulasi kali ini, untuk pasangan calon Presiden dan wakil presiden tidak seperti simulasi yang pertama.

Ada 4 calon di surat suara Presiden dengan nomor 65, 66, 67 dan 68. Kalau di simulasi sebelumnya hanya dua pasangan calon Presiden.

"Kalau bicara soal hirarkis itu, kita menjalankan seperti yang dijalankan KPU RI.  Sesuai Surat Dinas nomer 39 kita diminta untuk melakukan simulasi pemantapan. Tentang materi kita tidak bisa membuat specimen sendiri, sesuai apa yang dijalankan KPU RI ", ujar Makrus.

Simulasi pemantapan ini dibuka oleh Makrus pukul 09.00 WIB. Dilaksanakan di TPS 07 Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora.

Petugas yang melakukan simulasi semuanya dari jajaran KPU, yakni jajaran PPK dan PPS, termasuk saksi, dan pengawas TPS.

Namun pemilihnya riil warga yang memiliki hak pilih sesuai DPT di TPS 07 Desa Jepangrejo.

"Kita hanya fokus pada pelayanan terhadap pemilih yang membutuhkan pelayanan khusus. Seperti lansia, disabilitas, ibu menyusui dan ibu hamil", imbuhnya.

Sementara ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Blora, Andyka Fuad Ibrahim memberikan sejumlah catatan atas Simulasi yang digelar KPU.

Sejumlah catatan itu antara lain,

1. Pembukaan yang seharusnya dilaksanakan pukul 07.00 WIB., oleh KPU dibuka pukul 09.00 WIB.

2. Layout tidak sesuai, tempat duduk saksi seharusnya tidak dibelakang petugas KPPS tetapi disamping.

3. Bilik yang seharusnya didepan berhadapan dengan petugas bukan disamping.

4. Jarak antar bilik juga tidak sesui, terlalu rapat harusnya satu meter.

5. Ketersediaan kursi antrian hrusnya minimal 25.

6. Ketegasan Linmas dan petugas KPPS 4 dan 5 juga kurang. Tidak ada pengecekan jari terhadap pemilih, apakah sudah memilih di TPS lain apa belum.

7. Perlunya ketegasan pula dari petugas untuk me sterilkan tempat pemungutan suara. Yang boleh berada di dalam adalah hanya petugas KPPS, pemilih dan saksi.

8. Surat suara yang ada juga tidak sesuai, yang seharusnya jumlah surat suara baik Presiden maupun caleg dan DPD harusnya sesuai Jumlah pemilih di DPT + 2,5 %.

"Itu beberapa catatan dari kami selama pengawasan pada simulasi pencoblosan pemilu 2024 ini. Harapannya nanti jika pelaksanaan yang sesungguhnya segala sesuatu yang tidak sesuai segera ditindaklanjuti", tutup Andyka. (Her)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama