Adv

Noer Chanief seorang guru SMKN 1 Blora menunjukan sepeda ontel bekas yang disulap menjadi sepeda olahraga yang menghasilkan energi listrik (27/05/2020)

BLORA (PORTALBLORA)- Sepeda ontel bekas banyak dijumpai dipasar loak maupaun pasar mingguan atau orang jawa sering menyebutnya pasaran, di Blora namaya Pasar Pon.

Biasanya harga jualnya sangatlah rendah (murah), sekitar 150-200 ribu rupiah. Namun sepeda ontel bekas yang satu ini bisa mencapai jutaan rupiah dan kaya energi.

Dakasyagi, adalah nama sepeda itu. Menurut penciptanya singkatan dari sepeda bekas kaya energi. Dakasyagi ini baru dibuat Februari lalu, saat merebaknya virus corona atau covid-19.

Adanya anjuran pemerintah untuk dirumah saja, timbulah ide untuk mengisi waktu luang tersebut, dengan berinovasi menyulap sepeda ontel bekas menjadi sebuah karya yang memiliki nilai ekonomi.

Tujuanya adalah pemanfaatan barang bekas, dan mengurangi limbah. Ide ini diprakarsai oleh tiga orang siswa dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Blora, yang dibimbing oleh seorang guru dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Blora jurusan otomotif, Noer Chanief.

Tiga siswa itu adalah Gea Mustika Firmadhary, Syarofina Hernila Shonda, dan Rafi Pradipta Daniswara. Mereka adalah tim Kretifitas dan inovasi masyarakat (Krenova) SMAN 1 Blora.

Mereka membuat Dakasyagi ini untuk mengikuti penjaringan Krenova Kabupaten Blora 2020, dan telah direkomendasikan oleh Bappeda untuk ikut seleksi Krenova tingkat Provinsi tahun 2020.

"Idenya dari siswa SMAN 1 yang minta bimbingan saya, munculah untuk membuat karya dengan memanfaatkan sepeda bekas kaya energi (Dakasyagi)." ucap Noer Chanief (Rabu, 27/05/2020).

Menurutnya sepeda ontel bekas ini harganya sangat murah, dan terjangkau dan banyak dijual di pasar loak.

"Harganya hanya sekitar 200 an kalau dijual apa adanya, namun jika sudah jadi Dakasyagi ini, harga jualnya mencapai tiga jutaan ," imbuhnya.

Sepeda ontel bekas, lanjutnya, dicopot ban dalam dan luarnya, lalu dibuatkan tempat atau dudukan dengan di las layaknya sepeda untuk olahraga.

Roda bagian belakang diberi V-Belt disambungkan dengan sebuah dinamo kecil yang dihubungkan ke Accu, sehingga menghasilkan listrik DC,

Supaya bisa menghasilkan listrik AC, dari Accu dihubungkan lagi ke power inverter untuk menyimpan energi listrik tersebut, sehingga keluar arus listrik 220 volt.

Dari inverter itulah arus listrik bisa langsung digunakan untuk mengisi daya di Handphone, membuat juz, memasak dengan magicom dan lainnya.

"Kalau sudah menjadi Dakasyagi ini, selain bisa olahraga, badan sehat, bisa menghemat listrik, dengan memafaatkan daya yang dihasilkan dari mengayuh sepeda," paparnya.

Dakasyagi ini bisa menampung daya sebesar 400 Watt. Idenya ini muncul awal bulan Februari lalu, disaat sekolah diliburkan karena adanya covid-19.

"Bulan Februari lalu, jadi mereka manfaatkan untuk kegiatan dirumah, dengan bimbingan saya," imbuhnya.

Saat ini baru dalam tahap penilaian, menunggu pengumuman lolos administrasi, dan presentasi tingkat Provinsi.

Harapanya Dakasyagi ini bisa lolos dan menjadi kebanggan masyarakat Blora khususnya SMAN 1 Blora. (Her/red)







Post a Comment

Lebih baru Lebih lama