Adv

 

Ketua FKMB Didik Lukardono menyerahkan akte Kelahiran adik Gabriela Valeria Romondang (korban penganiayaan Ayah tirinya) kepada Ibunya (foto. Heri) 

BLORA, PORTALBLORA.COM - Kasus penganiayaan anak bernama Gabriela Valeria Romondang (8) yang dilakukan ayah tirinya di Blora, Jawa Tengah yang menyebabkan korban meninggal dunia dan sempat disembunyikan selama satu bulan lebih oleh keluarga korban, dapat terungkap tak lepas dari peran tokoh masyarakat di Blora.

Mereka tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Blora (FKMB) dengan menggandeng sejumlah media Nasional di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Forum ini beranggotakan tokoh tokoh masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan. Ada tokoh agama, mantan Bupati Blora, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Blora, mantan wakil Bupati Blora dan tokoh tokoh hebat di Blora laninya.

Sebelumnya Kepolisian Resor (Polres) Blora merasa kesulitan dalam mengungkap kasus tersebut, lantaran kurang bukti yang menguatkan.

Akhirnya ibu kandung korban Marie Mian Fortune (35) yang merasa tertekan atas kelakuan kejam suaminya, memberanikan diri untuk menulis sepucuk surat yang ditujukan kepada Kapolres Blora.

Surat tersebut berisikan untuk segera menangkap dirinya, supaya bisa memberikan keterangan yang sebenarnya.

Namun karena tidak punya akses ke Polres, surat itu diberikan kepada tetangganya. Oleh tetangganya, surat itu diserahkan kepada penasehat FKMB H Soesanto Raharjo atau lebih akrab disapa H. Tiek Soen.

Kemudian Tiek Soen gerak cepat mengumpulkan tokoh tokoh yang tergabung di FKMB untuk secepatnya menyampaikan surat tersebut kepada Kapolres Blora.

Setelah ketemu Kapolres surat dari Marie Mian Fortune (ibu kandung korban) tersebut diserahkan ke Kapolres, dan dalam waktu singkat, pelaku yang ternyata ayah tirinya sendiri langsung diringkus Satreskrim Polres Blora dirumahnya.

Atas kelakuan kejamnya itu kini pelaku meringkuk di penjara. Hingga saat ini masih dalam proses persidangan di pengadilan Negeri Blora.

Ditengah perjalanan ketika Marie Mian Fortune mau mengambil surat atau akte kelahiran kedua anaknya hasil dari hubungan dengan Hendra Irawan (pelaku) , mertuanya (orang tua pelaku) mempersulit nya, karena anaknya masuk penjara gara gara surat yang ditulisnya.

Mendengar cerita sedih dari Marie Mian Fortune, FKMB membantu lagi menguruskan semua surat surat penting yang dibutuhkan ibu kandung korban.

Dan hari ini, Sabtu (24/12/2022) FKMB menyerahkan surat tersebut kepada Marie Mian Fortune. Betapa bahagianya mian sampai menangis haru menerima surat berharga tersebut demi masa depan anak anaknya yang masih kecil kecil.

"Saya sangat berterima kasih kepada bapak bapak semuanya, jika kemarin saya ikut diam, bukan karena apa apa, karena saya diancam oleh suami saya. Bagaimanapun itu anak kandung saya, tetap akhirnya saya gak kuat menahan, sampai akhirnya menulis surat tersebut," kata Mian sambil menangis.

Ia terus menangis menceritakan kejadian awal permasalahan, hingga akhirnya bocah malang itu meninggal dunia.

"Awalnya hanya karena ditanya uang saku yang dikasih tetangganya Rp. 8000 habis buat jajan sama teman-teman disekolahnya, anak saya dihajar. Suaranya kaya orang nendang bola keras. Saya menangis kau apakan anaku kok sampai begini," ungkapnya.

Iapun kembali meminta maaf saat itu tidak berani mengungkapkan karena diancam oleh pelaku. Ia disuruh bilang kalau korban jatuh dari kursi.

Ketua FKMB Didik Lukardono yang juga tokoh politik yang juga mantan Kepala Dinas Pariwisata Blora, mengungkapkan bahwa niat FKMB untuk membantu korban ini tulus, sesuai tujuan didirikan FKMB yakni membantu masyarakat yang kesulitan dalam berbagai hal. "Terutama membantu tugas Pemerintah yang belum terjangkau," kata Didik.

Jadi FKMB ini dibentuk oleh tokoh tokoh masyarakat lintas agama, maupun tokoh tokoh politik dengan tujuan murni sosial, membantu konflik masyarakat Blora, dan membantu program Pemerintah, serta membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Blora.

Abu Navi tokoh politik dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang sekarang duduk di DPRD Provinsi Jawa Tengah, mengapresiasi pergerakan yang dilakukan FKMB, lantaran dulu dia juga salah satu pendiri FKMB.

"Saya tegaskan ya, FKMB ini bukan LSM. Tapi forum murni sosial. Saya apresiasi karena FKMB masih berjalan lurus seperti dulu. Semoga kedepan program programnya lebih baik lagi dalam menyelesaikan permasalahan di Blora," tuturnya. (Her/red).











Post a Comment

Lebih baru Lebih lama