Adv

 


BLORA, (portalmedia.web.id) – Keren! Ratusan kapal lilin tampak beriringan, disepanjang kali Grojogan, menyusuri sungai di tengah kota, di malam perayaan hari besar Imlek Jumat (12/2) malam. 

Sebuah acara unik yang digelar sekelompok pemuda di Blora,  dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ditengah pandemi cocok 19.

Mereka yang tergabung di dalam  Duta Blora (Peduli terhadap Blora) ini,  menggelar sebuah acara ritual larung miniatur kapal dari kertas, diatasnya dinyalakan lilin sebagai simbol doa bersama adanya wabah virus yang hampir setahun, tak kunjung berakhir. 

“Ritual larung kapal lilin ini merupakan simbol mengembalikan sesuatu hal yang tidak baik ke tempat yang lebih baik. Salah satunya wabah penyakit yang terjadi hampir setahunan ini," ungkap Eko Arifianto koordinator Duta Blora (Jumat, 12/2) malam. 

Ia berharap semoga semua masyarakat,  khususnya Blora diberikan kesehatan dan keselamatan, dan wabah ini segera berakhir.

Acara tersebut menjadi perhatian warga Blora yang melintas di Jalan Pemuda Blora dan Jalan Sudarman sepanjang sungai Grojogan. 

Sungai yang biasanya di waktu malam gelap itu, sontak berubah jadi berkelap-kelip oleh ratusan cahaya lilin di atas miniatur kapal, yang terapung dan bergoyang-goyang bak sekelompok kunang-kunang.

Lilin-lilin tersebut dibuat di atas kertas dengan cara diberi kapas, serta minyak goreng. Kemudian dinyalakan dan dilepas di atas air sungai dengan penuh kehati-hatian.

Warga yang saat itu kebetulan berada di Taman Grojogan senang melihat kapal lilin itu bergerak mengikuti arus sungai sepanjang kurang lebih 175 meter. 

Ada juga yang terdiam memandangi perjalanan kapal lilin di sungai. Namun banyak juga yang spontan melontarkan kata ungkapan ketakjuban 

Kapal lilin itu ada yang mati tenggelam,  ada yang terhenti karena tersangkut bebatuan, ada pula yang terbakar dan tidak sedikit yang menyala hingga finish di Tretek Ireng (Jembatan Hitam-red).

"Semua itu adalah filosofi tentang kehidupan manusia saat ini. Bermacam-macam nasib dan takdirnya. Mari kita bersama menanam kebaikan agar juga menuai kebaikan", jelas Eko, 

Hadir dalam kesempatan tersebut perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora, Prih Hartanto, ST Kepala Seksi Pengelolaan Sampah.

"Iya, kita ingin memastikan bahwa acara yang diselenggarakan tidak semakin membuat kotor sungai Grojogan", jelas Prih Hartanto, 

Memang selain bahan kapal lilin menggunakan kertas yang ramah lingkungan, ada salah seorang tim penjaring di bawah Treteg Ireng yang memastikan bahwa kapal tidak ada yang terlewatkan jaring.

"Jujur, memang berat tugas sebagai penjaring. Saya harus berlari-larian di sungai mengejar kapal lilin yang kadang bergerak terlalu cepat", ungkap Lilik Prayoga, salah seorang personil Duta Blora yang bertugas menjaring kapal lilin di titik finishnya.

Sebelumnya, pagi hingga sore hari mereka para aktivis, resik-resik Kali Grojogan membersihkan sampah yang bisa mengurangi keindahan dan kelancaran arus sungainya untuk kegiatan tersebut. 



"Iya, pagi hingga matahari tenggelam, kita bersama-sama melakukan persiapan dengan penanaman bambu, bersih-bersih toilet disepanjang kali Grojogan tempat dilangsungkannya larungan kapal lilin malam hari ini", tutur Lilik sambil memeras sarungnya yang basah tercebur dalam sungai.

Acara larung kapal lilin kian meriah dengan adanya dukungan dari Paguyuban Taman Grojogan yang menyiapkan pesta kuliner dengan menu nasi ayam, nasi sayur, nasi pecel, rujak, camilan, gorengan, jus, teh, susu, coklat dan kopi, serta wedang rempah.(pur) 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama